kami janji akan membongkar rahasianya untuk Anda jika Anda berjanji akan baca seluruh tulisan ini dari awal hingga akhir.
Inilah rahasia kuno dari Arab tentang cara memperbesar kemaluan Anda. Setelah membaca tulisan ini, hubungan Anda dengan istri akan bertambah ‘HOT’.
Sebelumnya kami sempat ragu untuk menyampaikan hal ini. Sebab - walau kenyataannya hal ini menarik, bermanfaat bahkan aktual - orang lain bisa saja menilai aneh atau tidak menarik, bermanfaat apalagi aktual. Namun setelah membaca tulisan tulisan Pak Choy kami menjadi percaya diri menulis yang satu ini.
Tak disangka. Sepasang penulis dahsyat, Ma Sang Ji dan Katedra Rajawen Jr, ternyata sedang membuat proyek yang tidak jauh dari tema ‘memperbesar kemaluan’ dan mereka tidak malu-malu memuatnya di kompasiana. kami jadi semakin semangat memuat yang satu ini. Ma & Kat, kalian pasti sudah senyam-senyum membaca ini.
kami tidak akan pernah menyalahkan jika Anda sudah berpikiran ‘aneh’ sejak awal membaca judul dan kalimat pembuka di atas. Sekarang, agar tidak semakin ‘aneh’, mari langsung kita mulai membongkar Rahasia Arab; Cara Memperbesar Kemaluan.
Pertama, untuk membuat tulisan yang menarik pembaca, Anda membutuhkan judul yang membuat penasaran, merangsang alias seksi, dan membius otak pembaca. Inilah alasan mengapa kami menggunakan kata ‘Rahasia’. Semua orang penasaran terhadap hal-hal yang bersifat rahasia. Maka kata rahasia ampuh untuk mendorong rasa penasaran pembaca Anda.
Kemudian menurut kata arab bukan hanya dipersepsikan agama, tetapi dalam benak masyarakat umum, kata arab identik dengan ‘ukuran’ dan ‘seksualitas’.
Selanjutnya untuk lebih membius Otak Anda mengulangi unsur seksualitas judul tulisan ini dengan memuat kata ‘Memperbesar Kemaluan’. Waw… Anda pun tidak mampu menghindar untuk segera membaca tulisan ini. Inilah yang disebut menciptakan persepsi pembaca.
Sebenarnya yang akan Anda baca di sini adalah tentang cara meningkatkan rasa malu berdasarkan As Sunnah.
Sekarang, karena malu itu ada dua jenis sebagaimana yang dikatakan Hasan al-Basri “Malu itu ada dua macam, malu yang menjadi bagian dari keimanan dan malu yang menunjukkan kelemahan seseorang”. Maka perlu kita perjelas akan malu yang kita bahas di sini yaitu malu yang menjadi bagian keimanan.
- Sebagaimana yang mungkin sudah Anda pahami bahwa ‘malu adalah sebahagian dari iman’ (HR. Bukhari Muslim). Itu berarti semakin besar rasa malu Anda maka semakin besar pula keimanan Anda kepada Allah swt.
- “Malu tidak mendatangkan kecuali kebaikan.” (HR. Bukhari dan Muslim). Tidak diragukan lagi, semakin Anda memperbesar rasa malu semakin besar kebaikan yang akan mendatangi Anda.
- “Sesungguhnya setiap agama memiliki akhlak, dan akhlak Islam adalah malu.” [HR.Ibnu Mâjah dan ath-Thabrâni)
- Karena jika ‘sifat malu’ hilang dari seseorang maka mudahlah dia melakukan berbagai pelanggaran dan tidak segan untuk bermaksiat bahkan dia tidak malu untuk bermaksiat secara terang-terangan (terbuka). Ingat, Rasul saw bersabda; “Setiap ummatku dimaafkan kecuali mereka yang terang-terangan”
- Dalam sebuah hadits lain dikatakan “Malu dan iman senantiasa bersama. Apabila salah satunya dicabut, maka hilanglah yang lainnya.” [HR.al-Hâkim dan ath-Thabrâni]
- Satu lagi, rasa malu akan membawa kita ke surga seperti disebutkan dalam hadits “Malu adalah bagian dari iman, sedang iman tempatnya di Surga dan perkataan kotor adalah bagian dari tabiat kasar, sedang tabiat kasar tempatnya di Neraka.” [HR.Ahmad]
Maka, teruskanlah memperbesar rasa malu Anda sebagaimana disebutkan dalam hadits; Bahwa Rasul itu sangat pemalu bahkan melebihi malunya seorang putri yang dipingit, tetapi Nabi tidak pernah malu untuk menegakkan amal ma’ruf nahi munkar.
Bahkan dalam sebuah hadits disebutkan “Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla Maha Pemalu, Maha Menutupi, Dia mencintai rasa malu dan ketertutupan.
Apabila salah seorang dari kalian mandi, maka hendaklah dia menutup diri.”[HR.Abû Dawud, an-Nasa’I dan Ahmad]
